TUGAS BAHASA
INDONESIA
“CERPEN FINAL”
Nama Kelompok :
1. Ulan
2. Wulan Anugrah
3. Dita Amelia utami
4. Drismawati kawanan
5. Muhammad aprian adistya
6. Abidzar
Kelas : XI Jasa Boga
KESALAHAN
“Kukuruyuk…Kukuruyuk” suara ayam pun
telah berbunyi itu menandakan bahwa hari telah pagi. Aku pun terbangun untuk
mandi dan bergegas untuk berangkat ke sekolah. Tidak lupa bagiku untuk sarapan
pagi agar di sekolah aku tidak lemas dan mampu menerima pelajaran dengan
baik.
Sesampainya
disekolah, tepat jam 07.15 bel sekolah pun telah berbunyi dan menandakan bahwa
seluruh murid dan siswa masuk ke dalam ruang kelas.
Aku pun memasuki
kelas dan menduduki bangku di sebelah kanan di bagian depan meja guru. Setelah
sesaat aku duduk, guru kesenian ku memasuki ruang kelas ku. Dengan memakai baju
yang sangat rapi maupun hernet. Ia tampak sangat elegan.
Guru : “Selamat pagi
anak-anak”.
Aku dan Murid lainnya
: “Pagi juga ibu guru”.
Guru : “Untuk ketua
kelas, pimpin teman kamu untuk berdoa”.
Ketua
kelas : “Sebelum kita belajar, marilah kita berdoa menurut agama dan
kepercayaan kita masing-masing. Berdoa selesai”.
Guru: “Baiklah
anak-anak, apakah ada PR ?”.
Murid : “Tidak ada ibu”.
Murid : “Tidak ada ibu”.
Guru : “Ya baiklah,
kita lanjut ke materi yang selanjutnya mengenai tarian tradisional”.
Murid : “Ya baik,
Bu”.
Guru
menjelaskan materi tersebut dengan detail sehingga kami lebih mudah mengerti,
Kami pun mendengarkan materi-materi yang telah disampaikan oleh guru dengan
serius. Beberapa kemudian jam pelajaran Kesenian telah habis waktunya dan
akhirnya guru ku pun pergi meninggalkan kami dan keluar dari ruang kelas ku.
Guru : “Cukup sekian
materi hari ini, besok di lanjut lagi ya anak-anak. Terima kasih”.
Murid : “Iya bu
(Dengan ber wajah bahagia)”.
Tak sempat
beberapa menit, guru Bahasa Indonesia ku dan lebih tepatnya pak “NURHAKIM” pun
masuk ke dalam ruangan.
Teman-temanku yang lagi jalan sana jalan
sini langsung berserakan untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing.
Setelah
semua murid pada duduk di tempat masing-masing, begitu pun guru ku yang duduk
di meja nya.
Guru
: “Selamat pagi anak-anak”.
Murid
:Selamat pagi juga pak”.
Guru
: “Apakah ada PR anak-anak ?”.
Murid
: “Tidak ada pak (Dengan nada yang serempak)”
Guru : “Ya sudah kita langsung membahas Kegiatan 2 tugas
3 yang tertera pada halaman 62”.
Kemudian kami semua pun membuka buku dan mencari halaman
yang telah ditentukan. Teman-temanku banyak yang bertanya mengenai kata-kata
yang tidak diketahuinya. Kegiatan 2 pun berakhir dan memasuki tugas kegiatan 3
yang didalamnya ada tugas 1, tugas 2, dan tugas 3.
Guru
: “Anak-anak materi ini sudah selesai, saatnya memasuki kegiatan 3. Buka
halaman tersebut di 57”.
Murid
: “Ya pak”.
Guru
: “Tugas 1, 2 dan 3 akan menjadi tugas individu untuk kalian dan tugas 3 juga
dijadikan sebagai tugas kelompok”.
Wulan
: “Banyak sekali tugas pak”.
Abidzar
: “Iya pak. Tugas yang lain aja belum selesai”.
Ulan
: “Sudah sudah. Jangan ngomong dulu, dengarkan perkataan bapak dulu!”.
Dita pun tidak mau kalah dan ingin bertanya kepada pak
guru mengenai tugas tersebut dan murid lain pun menyetujui dengan pendapat yang
telah diucapkan oleh dita.
Dita: “Pak, mengapa tugas 1,2, dan 3 tidak kelompok saja?
Jadi pekerjaan lebih mudah untuk dikerjakan, pak”.
Drisma : “Ya betul sekali tuh pak pendapat dari dita
(sambil melirik dita yang sedang menunggu respon dari pak guru)”.
Murid
lain : “Ya saya setuju pak”.
Guru : “Ya sudah saya setuju dengan pendapat dita.
Kegiatan 3 tugas 1,2, dan 3 akan menjadi tugas kelompok dan akan di kumpulkan
pada hari selasa. Sedangkan tugas 3 akan menjadi tugas individu dan harus
dikumpulkan pada hari kamis”.
Semua
murid : “Horeeeeeeeeeeeeeeeee”.
Semua
murid pun bersorak-sorak gembira karena pak guru mau menerima pendapat dari
teman kami yang bernama “Dita”. Tak terasa jarum pendek pada jam dinding yang
ada di kelasku telah menunjukkan pukul 10.00. bel pun telah berbunyi dan
menandakan seluruh murid dan guru dapat beristirahat.
Aku,
dita dan wulan pun bergegas pergi ke koperasi untuk membeli makanan dan minuman
untuk mengisi perut kami yang sedang kosong seperti gua yang tiada berpenghuni
dan cacing-cacing di perut kami pun pada berdemo ingin diberi makan. Setelah
kami sampai di koperasi, kami membeli makanan dan minuman favorit kami yaitu
nasi uduk dan aqua mini. Kami memilih aqua karena kami pikir aqua itu baik
untuk tubuh karena tidak mengandung bahan-bahan kimia. Setelah ulan, dita dan
wulan membeli makanan dan minuman tersebut mereka langsung membayarnya. Dengan
langkah lebar mereka langsung menuju samping kelas untuk makan bersama-sama
sambil menikmati angin sepoi-sepoi dan pohon-pohon yang hijau.
Tak
terasa jam 10.30 bel pun berbunyi itu menandakan bahwa kami harus masuk kelas
dan menerima pelajaran lagi.
Ulan
: “Pelajaran apa ya selanjutnya? Aku benar-benar lupa”.
Dita
: “Matematika, Lan”.
Ulan
: “Astghfirullahaldzim. Iya betul. Terima kasih ya, Dit”.
Dita
: “Sama-sama, Lan”.
Guru
matematika pun memasuki ruang kelas kami untuk menepati janjinya yaitu bermain
quiz. Kami diberikan 5 soal di kertas dan 10 soal rebutan. Quiz pertama pun
dimulai dan kelompok ulan, wulan dan dita yang menjadi awal pembuka dengan poin
500. Quiz pun terus berlanjut hingga quiz tersebut seakan-akan menjadi nyata.
Kami pun sangat antusias bermain nya. Quiz pun semakin seru apalagi kami
memiliki nilai yang tertinggi dan kelompok kami yang menjadi pemenangnya. Kami
sangat senang sekali dengan keberhasilan yang kami raih tapi kami tetap tidak
boleh sombong.
Tak
terasa jam 12.00 bel untuk yang ketiga kalinya berbunyi lagi dan kami
dipersilahkan untuk beristirahat. Ulan, dita dan wulan pun bersiap-siap
mengeluarkan mukenah dan sajadah dari tas dan bersiap-siap pergi ke mushola
untuk menunaikan sholat zuhur.
Akhirnya
jarum pendek pada jam dinding yang tepat di tengah-tengah foto presiden wakil
presiden menunjukkan pukul 03.00, bel pun berbunyi dan kami menyimpan segala
peralatan sekolah kami ke dalam tas. Tetapi ulan, dita, abidzar, adis dan
drisma tidak pulang duluan, mereka tinggal sebentar untuk membicarakan
tugas kelompok Bahasa Indonesia.
Ulan : “Teman dimana
kita mengerjakan tugas kelompok Bahasa Indonesia?”.
Dita : “Gimana kalau
di rumah wulan aja?”.
Ulan : “Tapi apakah
dia mau?”.
Dita : “Kita
datang ke rumah wulan diam-diam saja, kalau kita diam-diam datang ke rumahnya,
pasti dia menerima kedatangan kita walaupun dengan berkecil hati, bagaimana?”.
Drisma : “Ide yang
bagus tuh”.
Ulan : ”Tapi kalau
dia datang ke rumah kamu, bagaimana?”.
Aprian: “Makanya kita harus cepat datang ke rumah wulan
agar dia tidak jadi ke rumah si dita”.
Abidzar: “Ya, aku setuju”.
Ulan : “Agar rencana kita ini berhasil, bagaimana kalau
habis sholat jumat saja kita ke rumah wulan dan sebelum kita ke rumah wulan,
kita berkumpul dulu di Taman Sekolah agar kita pergi ke rumah wulan
bersama-sama”.
Semuanya: “Oke
(dengan nada serempak)”.
Mereka
pun pulang ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas nya seperti biasa
sampai menunggu sholat jum’at selesai. Ulan siap-siap untuk mandi, Dita
siap-siap persiapkan peralatan yang akan dibawa, Adis dan Abidzar pasti
siap-siap untuk sholat jum’at sedangkan Drisma siap-siap untuk tidur.
Drisma
: “Kak nanti bangunin aku jam 01.00 siang ya karena aku ingin kerja kelompok di
rumah wulan di Kampung 4”.
Kakak Drisma : “Iya
tidurlah dik nanti kakak bangunkan”.
Drisma pun menuju
kamar untuk tidur. Dia pun menaiki tempat tidur dan dia pun memeluk guling nya.
Ditutup nya matanya dan betapa lelapnya tidurnya hingga ia lupa dengan waktu.
Beberapa lama
kemudian menunjukkan jam 01.00, sholat jum’at pun telah usai. Kakak drisma pun
mengingat bahwa adiknya telah meminta tolong agar dibangunkan jam 1. Dengan
cepatnya ia memasuki kamar adiknya dan membangunkan drisma. Semua pada
siap-siap untuk pergi ke rumah wulan.
Jam
13.15 menandakan bahwa jam 1 lewat 13 Ulan, Abidzar, Dita dan Adis berkumpul di
Taman sekolah. Mereka langsung menuju ke rumah Drisma.
Dita: “Apakah kita
tidak SMS drisma dulu kalau kita menuju rumahnya?”.
Ulan:
“Yang menjadi permasalahnnya ini, saya tidak memiliki nomor HP si Drisma.
Gimana kalau kita langsung ke rumahnya saja?”.
Abizar & Adis :
“Ayolah”.
Mereka pun bergegas ke
rumah Drisma. Sesampainya di Rumah Drisma mereka pun memanggil nama Drisma agar
dia mengetahui bahwa yang datang adalah teman-temannya dan kakak Drisma pun
keluar sambil berkata: “Sebentar ya, kakak bangunkan Drisma dulu”. Kami
terkejut ternyata yang kami harapkan salah. Kami berharap bahwa dia sudah
siap-siap dan ternyata dia masih tidur dengan pulas.
Kakaknya pun
membangunkan Drisma “Drisma,Drisma,Drisma bangun” berkali-kali kakaknya membangunkan
tetapi Drisma tidak kunjung bangun dari tidur lelapnya. Setelah kakaknya
mencoba untuk yang beberapa kali akhirnya Drisma pun terbangun dan buru-buru
mandi dan menyiapkan segala keperluan nya.
Kami pun tetap setia
menunggu Drisma keluar dari rumahnya. Tak lama kemudian, Drisma pun keluar dari
rumah nya Kami pun merasa lega dan bersyukur sekali. Mereka pun langsung pergi
ke rumah wulan.
Pada saat perjalanaan
batinku berkata “Apakah si wulan sudah ke rumah Dita? Gara-gara kami telat
datang ke rumah nya? Semoga saja tidak”.
Dan tanpa kami
duga-duga Wulan pun bergegas pergi ke rumah Dita untuk mengerjakan tugas
kelompok. Sesampainya dirumah Dita, wulan pun kecewa karena dita dan
teman-teman yang lainnya tidak ada dirumah Dita.
Wulan :
“Astaghfirullah, kemana mereka semua ini? Kenapa tidak ada.” (Dengan nada
rendah).
Beberapa
menit berjalan Ulan, Dita, Adis dan Abidzar pun sampai kerumah Wulan,
sesampainya dirumah Wulan mereka pun terkejut ternyata wulan pergi duluan ke
rumah Dita. Kami yang berada di depan rumah wulan pun kebingungan.
Dita : “Bagaimana
nih?”.
Ulan : “Yang cowok ke rumah Dita aja jemput Wulan, jadi
kita kerjakan tugas kelompok nya di rumah Wulan, gimana?”.
Adis : “Tapi aku
tidak tahu rumahnya Dita, kamu saja lah abidzar”.
Abidzar
: “Aku pun tidak tahu, ini kan baru pertama kali aku kelompok bersama-sama
kalian”.
Ulan : “Ya sudahlah kita ke rumah Dita aja sekarang,
kerja kelompok di Rumah Wulan di batalkan saja”.
Adis : “Iya, betul
tuh”.
Tanpa pikir panjang
mereka langsung bergegas ke rumah Dita. Dalam perjalanan hp ulan pun berbunyi
tapi ulan tidak menghiraukannya, ia pikir palingan yang menelepon ku cuma
orang-orang yang iseng dan ternyata yang ku fikirkan salah lagi. Ternyata yang menelepon
ku adalah Wulan. Sesampainya di rumah Dita kami pun memasuki Rumah Dita dan
kami melihat sosok perempuan yang bernama Wulan sedang duduk menyendiri dan
kesepian. Mungkinkah dia menunggu kedatangan kami? Tanpa berfikir panjang pun
kami jelaskan kepada Wulan apa yang telah terjadi barusan dan rencana yang kami
rencanakan, lalu kami saling maaf-maafan
dan mengingatkan satu sama lain bahwa sebelum datang ke rumah teman
harus SMS dulu dan buat perjanjian bersama-sama agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman seperti ini dan akhirnya kamu
pun mulai kerja kelompok bersama-sama dengan serius. SELESAI
*Struktur cerpen :
1.
Abstraksi : “Kukuruyuk…Kukuruyuk”
suara ayam pun telah berbunyi itu menandakan bahwa hari telah pagi. Aku pun
terbangun untuk mandi dan bergegas untuk berangkat ke sekolah. Tidak lupa
bagiku untuk sarapan pagi agar di sekolah aku tidak lemas dan mampu menerima pelajaran dengan
baik.
Sesampainya
disekolah, tepat jam 07.15 bel sekolah pun telah berbunyi dan menandakan bahwa
seluruh murid dan siswa masuk ke dalam ruang kelas.
Aku pun memasuki
kelas dan menduduki bangku di sebelah kanan di bagian depan meja guru. Setelah
sesaat aku duduk, guru kesenian ku memasuki ruang kelas ku. Dengan memakai baju
yang sangat rapi maupun hernet. Ia tampak sangat elegan.
2.
Orientasi : Tak sempat beberapa menit, guru Bahasa Indonesia ku dan lebih
tepatnya pak “NURHAKIM” pun masuk ke dalam
ruangan. Teman-temanku yang lagi
jalan sana jalan sini langsung berserakan untuk kembali ke tempat duduknya
masing-masing.
Setelah
semua murid pada duduk di tempat masing-masing, begitu pun guru ku yang duduk
di meja nya.
3.
Komplikasi :
-Kakaknya pun membangunkan Drisma “Drisma,Drisma,Drisma
bangun” berkali-kali kakaknya membangunkan tetapi Drisma tidak kunjung bangun
dari tidur lelapnya.
-Dan
tanpa kami duga-duga, Wulan pun bergegas pergi ke rumah Dita untuk mengerjakan
tugas kelompok.
-Sesampainya
dirumah Dita, wulan pun kecewa karena dita dan teman-teman yang lainnya tidak
ada dirumah Dita.
4.
Evaluasi :
Ulan
: “Ya sudahlah kita ke rumah Dita aja sekarang, kerja kelompok di Rumah Wulan
di batalkan saja”.
5. Resolusi : -Tanpa pikir panjang mereka langsung
bergegas ke rumah Dita.
-Tanpa
berfikir panjang pun kami jelaskan kepada Wulan apa yang telah terjadi barusan
dan rencana yang kami rencanakan, lalu kami saling maaf-maafan.
6.
Koda : Sebelum datang ke rumah teman harus SMS dulu dan buat perjanjian
bersama-sama agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.